Minggu, 13 Mei 2012

Jurus Intel Agar Internet Laris Manis

TEMPO.CO, Jakarta - Mengutip data lembaga International Telecommunicatin Union (ITU), dari 7 miliar jiwa penduduk dunia, saat ini hanya 2 miliar orang yang terkoneksi layanan broadband.
Director of World Ahead Intel Jose Carlos Martines mengatakan ada cara untuk menggenjot penggunaan Internet di seluruh dunia. »Dengan membuatnya menjadi terjangkau untuk setiap orang,” kata Jose Carlos Martines, di Jakarta, Kamis, 10 Mei 2012.
Menurut dia, sistem pembelian pulsa prabayar yang turut membesarkan pasar telepon seluler bisa dijadikan model untuk memperluas pengguna layanan broadband. Karena itu, lanjut Jose, tantangan ke depan adalah menambah jumlah warga dunia yang terhubung ke Internet. »Mendorong satu miliar jiwa lagi yang harus terkoneksi,” katanya.

Jose mengatakan Intel bersama operator seluler di sejumlah negara telah menerapkan model prabayar untuk layanan broadband. Negara-negara itu antara lain Brasil, Bulgaria, India, Kenya, Vietnam, dan Indonesia.
Sejauh ini, dua miliar pengguna Internet berada di negara-negara maju. Kini pengguna baru berikutnya banyak berasal dari negara berkembang. Jose mengatakan masalah utama di negara berkembang adalah soal keterjangkauan harga.

Menurut Director of Strategic Business Development Intel Indonesia Harry K. Nugraha, model pembayaran prabayar tersebut sudah diterapkan di Indonesia. Intel Indonesia bekerja sama dengan Telkom, menawarkan paket akses Internet dengan harga Rp 99 ribu, lebih murah dari harga normal Rp 195 ribu.

Di samping itu, Intel juga bekerja sama menawarkan paket modem. Menurut Harry, model penjualan prabayar paket modem ini sudah diadopsi di India. »Jadi apa yang kita lakukan di Indonesia sudah sejalan dengan strategi global,” katanya.

Dalam programnya untuk menambah satu miliar pengguna Internet ini, Intel di sejumlah negara berkembang menawarkan paket penjualan komputer personal yang di dalamnya sudah tercakup layanan broadband. Terdapat beberapa pilihan paket yang bisa dipilih oleh konsumen.

Sebagai tambahan, Intel juga telah melengkapi dengan sejumlah aplikasi dan konten dalam paket penjualan PC tersebut. Aplikasi itu antara lain Intel PC Basics Software, Intel Appup, Intel Easy Steps, serta konten digital. Ini, misalnya, sudah dilakukan di Kenya. »Indonesia akan segera menyusul,” kata Harry.

Penyebar Foto Korban Sukhoi Bisa Diselidiki Polri

Penyebar Foto Korban Sukhoi Bisa Diselidiki Polri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tragedi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 yang memakan puluhan korban baik dari warga negara Indonesia atau pun warga asing memang sebuah tragedi yang sangat memilukan. Sayangnya ada sebagian orang yang tidak bertanggungjawab menganggap peristiwa tersebut sebagai sebuah lelucon.
Pakar Telematika dan Anggota Komisi I DPR, Roy Suryo, menuturkan beberapa waktu lalu beredar foto-foto korban yang diduga merupakan korban jatuhnya pesawat Sukhoi pada Rabu (9/5). "Foto itu 100 persen palsu yang diambil dari website Brazil yang merupakan jatuhnya pesawat Air Blue dari Pakistan pada 2010, memang website berisi kecelakaan darat kereta api dan sebagainya," tutur Roy Suryo saat jumpa pers di aula Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Ahad (13/5).
Roy menjelaskan jika website tersebut memang berisi foto kecelakaan, peristiwa tahun 2010. "Seseorang berinisial YS yang meng-upload pertama kali, di upload account Twitter. Perkara diselidiki atau tidak nanti di Mabes Polri, sejak tadi malam account Twitter sudah ditutup," tutur Roy.
Roy menjelaskan jika foto dua orang asing yang berkulit putih dan hitam yang beredar via Twitter ataupun BlackBerry Messanger adalah palsu. Menurut Roy seharusnya pelaku memikirkan perasaan para korban yang nantinya menganggap bentuk jenazahnya akan seperti itu.
Roy sekali lagi menghimbau kepada masyarakat jika teknologi informasi tidak digunakan untuk menyebarkan kabar bohong. "Mohon bijak dengan teknologi informasi dan tidak terpengaruh," ujar Roy.